Selasa, 02 September 2014

Berpetualang Di Alam Bebas

Berpetualang Di Alam Bebas Itu Tak Cuma "Having Fun"

 

Indonesia memiliki tekstur alam yang lengkap, mulai pantai, gunung, sungai, dan danau. Masing-masing tempat tersebut memiliki ciri khas masing-masing. Contohnya, pantai berpasir putih di Anyer, taman edelweis di Gn. Papandayan, atau kawah di Gn. Tangkuban Perahu.
Warna-warni alam ini yang sangat mendukung kegiatan para petualang. Anda cukup memilih ingin menjelajah ke daerah mana. Hal ini pula yang menjadi daya tarik turis mancanegara untuk berwisata ke tanah air. Begitu banyak pilihan tempat yang kita tawarkan.
Hobi bertualang ternyata tidak sekedar mencari kesenangan. Tahukah Anda, begitu banyak manfaat yang bisa didapat dari aktivitas ini.
Pertama, melatih manajemen diri. Kegiatan semisal mendaki gunung bukanlah aktivitas yang serta-merta dapat langsung Anda lakukan. Saat sarapan Anda terpikir untuk mendaki sebuah gunung, dan siangnya langsung berangkat. Tentu tidak bisa seperti itu. Terlalu banyak resiko yang akan terjadi.
Kegiatan di alam bebas termasuk mengandung bahaya, sehingga dibutuhkan perencaaan yang matang. Bukan hanya perencanaan, karena fungsi manajemen  mencakup Planning (perencanaan), Organizing (mengorganisasi), Actuating, dan Controlling.
Perencanaan dimulai dengan menentukan tujuan Anda kemana, waktunya kapan, dan berapa lama. Dari tiga poin ini, Anda dapat mengukur kebutuhan operasi (pergerakan), perbekalan, logistik, transportasi, administrasi, dan pembiayaan. Semakin berat medan yang dituju, maka semakin rumit pula perencanaannya.
Organizing dilakukan setelah Anda membuat perencanaan. Bagilah tugas bersama tim, dan usahakan menjalankannya dengan komitmen. Siapa yang bertanggung jawab masalah perbekalan, administrasi, bendahara, dll harus melaksanakan tugas secara profesional. Dengan mengorganisasi, diharapkan Anda dan tim lebih siap melakukan perjalanan.
Kemudian,  Anda tinggal melakukan perjalanan sesuai dengan daftar operasi yang sudah dibuat. Bila ada perbedaan, contohnya biaya bus lebih mahal, bisa dijadikan catatan. Siapa tahu bisa menjadi bahan referensi untuk perjalanan selanjutnya ataupun kerabat Anda.
Operasi ini juga didukung oleh fungsi controlling, agar perjalanan semakin sesuai dengan perencanaan. Bila sesuai, tentu saja perjalanan akan lebih aman dan menyenangkan. Bahaya yang mengancam, seperti hujan, dingin, dan track yang berat, sudah terprediksi. Itulah manfaat kegiatan alam bebas dalam hal melatih manajemen.
Kedua, menumbuhkan sikap-sikap positif. Mulai dari segi manajemennya, Anda sudah dilatih untuk bersikap tanggung jawab, konsisten, dan kooperatif. Lebih lanjut, ketika sudah terjun melakukan kegiatan, diharapkan Anda mempunyai sikap berani, kreatif, dan sigap.
Berani berarti hati yang mantap disertai rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya dan kesulitan. Bahaya dan kesulitan tersebut tentu saja yang masih dalam batas ‘bisa ditangani’.
Memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk menciptakan, atau membuat sesuatu yang beda. Itulah makna kreatif, yang juga dapat dilatih dengan berkegiatan di alam bebas. Contohnya, Anda bisa menggunakan daun pisang untuk alas makan, ataupun Anda dapat membuat alas empuk dari rerumputan untuk alas tidur.
Kondisi alam yang tidak bisa terprediksi, semisal langit yang cerah tiba-tiba hujan, tentu menuntut penanganan. Hal inilah yang melatih kesigapan. Sigap mengandung makna tangkas, cepat, dan kuat.
Pada akhirnya, semua sikap yang Anda bentuk dari kegiatan di alam bebas diharapkan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Ketiga, menyalurkan hobi. Anda dapat mensinergikan hobi dengan kegiatan bertualang. Contoh, sambil melakukan perjalanan Anda melatih minat fotografi, menulis (puisi, pengalaman, berpen), atau melukis. Kaum hawa pun bisa menyalurkan hobi memasaknya dalam suasana yang lebih asri. Pasti mengasyikan melakukan hobi di alam terbuka.
Anda yang memiliki jiwa seni, tentu saja senang menghabiskan waktu di luar ruangan. Inspirasi kerap muncul dari warna-warni alam. Lakukanlah penghayatan, dan selanjutnya pikiran Anda akan terstimulasi untuk menciptakan sesuatu.
Keempat,  lebih mengetahui diri. Secara fitrah, manusia adalah makhluk individu juga makhluk sosial, yang artinya Anda tidak bisa hidup tanpa orang lain. Namun, ada kalanya Anda butuh waktu untuk berinteraksi dengan diri sendiri.

Semilir angin pantai, sejuk hijaunya pepohonan, dan gemericik air sungai mampu membawa suasana yang menyenangkan. Hal ini tentu saja berpengaruh positif bagi jiwa. Anda pun dapat berinteraksi dengan diri sendiri dalam situasi ini. Biarkan pengalaman masa lalu menjadi halaman awal buku yang kembali Anda buka. Coba renungkan segala pencapaian dan kegagalan yang Anda alami. Selanjutnya, Anda dapat menghasilkan energi positif untuk menghadapi hari esok.
Selain dari segi batiniah, Anda juga dapat mengetahui diri secara lahiriah (fisik). Seberapa jauh kekuatan kaki Anda melangkah, berapa kuat Anda menanggung beban ransel, atau berapa jauh Anda dapat berenang. Selanjutnya, Anda akan mencoba untuk menjalani petualangan sekuat mungkin.
Pada akhirnya, pengenalan fisik diri sendiri membawa Anda kepada pola hidup yang lebih sehat. Karena merasa kurang atau ingin menambah kemampuan, Anda akan terdorong untuk melatih tubuh.
Kelima, membentuk kecintaan terhadap lingkungan. Setelah bertualang, ada sebuah keinginan untuk Anda kembali ke tempat ini, ataupun merekomendasikannya kepada kerabat. Anda kemudian merasa terpanggil untuk menjaga alam, minimal tidak membuang sampah sembarangan. Sikap ini tidak hanya bermanfaat untuk alam dan Anda sendiri, tetapi juga orang lain yang turut serta menikmati keasriannya.
Kecintaan terhadap lingkungan bukanlah hal yang remeh. Lihat saja kondisi kota-kota besar yang sekarang semakin menjemukan. Motor, mobil, dan bus memenuhi jalan, mengepulkan CO2. Rumah-rumah saling berhimpitan. Lahan hijau pun menipis, termasuk pula tempat pembuangan sampah yang ideal. Parahnya, sampah dapat dibuang dimana saja sesuka hati. Tidak ada aturan yang diaplikasikan dengan tegas.
Jangan heran bila banjir kerap tiba. Sampah telah menyumbat saluran pembuangan, sehingga air hujan pun menggenang. Sistem respirasi tanah tidak berjalan, karena tanahnya sudah berganti dengan aspal. Oleh karena itu, sikap cinta terhadap lingkungan penting adanya. Hal ini berguna untuk menjaga kelestarian alam yang berdampak pada kehidupan manusia.
Itulah 5 manfaat bertualang di alam bebas. So, kapan Anda akan memulai petualangan?


 

@PendakiJakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar