Sabtu, 30 Agustus 2014

Menentukan Arah Pada Peta Serta Tanda-Tanda Alam

Menentukan Arah Pada Peta dan Tanda-Tanda Alam





Peta merupakan alat bantu yang kita gunakan untuk mengetahui atau mempelajari kondisi lapangan suatu wilayah. Kita dapat mengetahui bahwa pada peta terdapat beberapa informasi yang bisa kita dapatkan dan kita baca. Salah satu faktor yang dapat kita baca pada peta adalah penunjuk arah mata angin.

Membaca arah pada peta merupakan pekerjaan yang mudah, kita cukup memperhatikan komponen wajib pada suatu peta yaitu orientasi/penunjuk arah. Orientasi/penunjuk arah merupakan komponen peta yang dapat kita amati dari bentuknya yang bervariasi, tetapi pada dasarnya sama. 

Simbol orientasi/penunjuk arah pada peta umumnya berupa simbol dengan gambar 4 sudut bintang yang setiap sudutnya menginformasikan arah mata angin. Pada umumnya yang tertulis adalah arah Utara atau biasa disimbolkan dangan huruf U atau N (north) di atas tanda penunjuk arah.

Menentukan arah pada peta bukanlah pekerjaan yang sulit, tetapi menentukan arah pada peta kemudian mengaplikasikannya dengan kondisi di lapangan kadang akan sulit. Karena kadang kala kita akan mengalami posisi “bingung arah” di tempat-tempat tertentu, terutama tempat-tempat yang baru sekali atau jarang kita datangi.

Pada saat kita mengalaminya kadang kita sudah merasa benar menghadap ke arah mana, tetapi ternyata kita malah menghadap ke arah yang salah. Misal kita sudah mengarah ke timur tetapi perasaan kita menghadap utara dll.

Lalu bagaimana cara mengatasi masalah tersebut? Ada banyak cara dapat kita gunakan untuk menentukan arah di lapangan. Cara-cara ini merupakan cara yang dapat kita gabung atau cara merupakan media alternatif jika ada kesulitan dalam menggunakannya, antara lain :

1. Cara yang mudah pertama kali adalah menggunakan kompas. Pada kompas terdapat jarum dan busur penunjuk arah yang akan selalu mengarahkan jarum ke arah utara dan selatan, sehingga dengan alat ini maka kita akan dapat menentukan arah yang lain. Yang menjadi permasalahan adalah kita tidak selalu menggunakan/membawa kompas, jika kita tidak membawa kompas maka bisa menggunakan alam sekitar kita sebagai media untuk menentukan arah.

Kompas Silva
Kompas brunton
2. Melihat posisi matahari, posisi matahari terbit di daerah tropis menunjukkan arah timur dan posisi tenggelam menunjukkan arah barat. Melihat posisi matahari hanya bisa digunakan pada siang hari dan efektif pada waktu pagi dan sore hari. Pada pertengahan kita agak kesulitan menentukan arah karena matahari tepat di atas kita.

Matahari pagi terbit di timur.
3. Melihat bangunan rumah ibadah terutama masjid. Pada umumnya bangunan masjid di Indonesia mengarah ke barat atau kiblat masjid akan menunjukkan arah timur dan barat, sehingga kita akan dengan mudah menentukan arah yang lain.

Arah kiblat masjid.
4. Pada malam hari kita dapat melihat ke langit dan mencari rasi bintang yang ada. Sebagai contoh rasi bintang Pari/crux menunjukkan arah selatan. Selain rasi bintang pari ada juga rasi bintang Biduk yang menunjukkan arah utara, rasi bintang Orion yang menunjukkan arah barat dan rasi bintang Scorpio yang menunjukkan arah tenggara.

Rasi bintang pari/crux, menunjukkan arah selatan
Rasi Bintang Orion, menunjukkan arah barat
Rasi Bintang Biduk, menunjukkan arah utara
Rasi Bintang Scorpio, menunjukkan arah tenggara

5. Lumut pada batang pohon. Lumut yang tebal pada batang pohon yang tegak menunjukkan arah matahari terbit, sedangkan lumut yang lebih tipis menunjukkan arah matahari tenggelam.
 Permalink gambar yang terpasang

Salam Lestari
@PendakiJakarta

Selasa, 19 Agustus 2014

MOUNTAINEERING

MOUNTAINEERING

Secara bahasa arti kata Mountaineering adalah teknik mendaki gunung. Ruang lingkup kegiatan Mountaineering sendiri meliputi kegiatan sebagai berikut :

1. Hill Walking/Hiking
Hill walking atau yang lebih dikenal sebagai hiking adalah sebuah kegiatan mendaki daerah perbukitan atau menjelajah kawasan bukit yang biasanya tidak terlalu tinggi dengan derajat kemiringan rata-rata di bawah 45 derajat. Dalam hiking tidak dibutuhkan alat bantu khusus, hanya mengandalkan kedua kaki sebagai media utamanya. Tangan digunakan sesekali untuk memegang tongkat jelajah (di kepramukaan dikenal dengan nama stock atau tongkat pandu) sebagai alat bantu. Jadi hiking ini lebih simpel dan mudah untuk dilakukan.
Level berikutnya dalam mountaineering adalah scrambling. Dalam pelaksanaannya, scrambling merupakan kegiatan mendaki gunung ke wilayah-wilayah dataran tinggi pegunungan (yang lebih tinggi dari bukit) yang kemiringannya lebih ekstrim (kira-kira di atas 45 derajat). Kalau dalam hiking kaki sebagai ‘alat’ utama maka untuk scrambling selain kaki, tangan sangat dibutuhkan sebagai penyeimbang atau membantu gerakan mendaki. Karena derajat kemiringan dataran yang lumayan ekstrim, keseimbangan pendaki perlu dijaga dengan gerakan tangan yang mencari pegangan. Dalam scrambling, tali sebagai alat bantu mulai dibutuhkan untuk menjamin pergerakan naik dan keseimbangan tubuh.
Berbeda dengan hiking dan scrambling, level mountaineering yang paling ekstrim adalah climbing! Climbing mutlak memerlukan alat bantu khusus seperti karabiner, tali panjat, harness, figure of eight, sling, dan sederetan peralatan mountaineering lainnya. Kebutuhan alat bantu itu memang sesuai dengan medan jelajah climbing yang sangat ekstrim. Bayangkan saja, kegiatan climbing ini menggunakan wahana tebing batu yang kemiringannya lebih dari 80 derajat!
Secara garis besarnya untuk melakoni mountaineering pastikan tubuh kalian dalam kondisi sehat, fit, dan stamina oke. Untuk itu olahraga teratur sangat mutlak. Selain itu, kau harus bebas dari semua phobia akan hal-hal yang berkaitan dengan tempat-tempat tinggi dan punya kesiapan rencana yang mantap!
Peralatan dasar kegiatan alam bebas seperti ransel, vedples (botol air), sepatu gunung, pakaian gunung, tenda, misting (rantang masak outdoor), kompor lapangan, topi rimba, peta, kompas, altimeter, pisau, korek, senter, alat tulis, dan matras mutlak dibutuhkan selain alat bantu khusus mountaineering seperti tali houserlite/kernmantel, karabiner, figure of eight, sling, prusik, bolt, webbing, harness, dan alat bantu khusus lainnya yang dibutuhkan sesuai level kegiatannya.


2. Climbing
Climbing adalah olah raga panjat yang dilakukan di tempat yang curam atau tebing. Tebing atau jurang adalah formasi bebatuan yang menjulang secara vertikal. Tebing terbentuk akibat dari erosi. Tebing umumnya ditemukan di daerah pantai, pegunungan dan sepanjang sungai. Tebing umumnya dibentuk oleh bebatuan yang yang tahan terhadap proses erosi dan cuaca.
Di dalam arti yang sebenarnya climbing itu panjat tebing. Tetapi banyak pula orang mengartikan bukan hanya panjat saja dalam kegiatan climbing ini melainkan juga Repling (turun tebing), Pursiking (naik tebing dengan menggunakan tali pursik) dan lain-lain.
Biasanya orang melakukan pemanjatan tebing ini dilakukan dengan konsentrasi yang tinggi, kekuatan tangan, kekuatan kaki, keseimbangan tubuh dijadikan tolak ukur dalam melakukan pemanjatan ini. Panjat tebing bukan hanya di alam tetapi kita bisa di tebing buatan (woll-climbing).
Dalam divisi climbing ini sangatlah mengharapkan peran lembaga STTA dalam melancarkan kegiatannya, yaitu adanya pembuatan woll-climbing. Didalam pembuatan wool-climbing memang memerlukan dana yang cukup besar. Maka dari itu Palastta mengharapkan kerjasama dari pihak manapun untuk dapat bekerja sama dalam pembuatan wool-climbing ini.


3. Rock Climbing
Rock Climbing adalah olah raga fisik dan mental yang mana selalu membutuhkan kekuatan, keseimbangan, kecepatan, ledakan-ledakan tenaga yang didukung dengan kemampuan mental para pelakunya. Ini adalah kegiatan yang sangat berbahaya dan dibutuhkan pengetahuan dan latihan. Olah raga ini juga menggunakan alat-alat panjat yang sangat krusial dan rawan, tetapi dengan teknik dan pengetahuan yang benar, olah raga ini sangat aman untuk dilakukan.


4. Ice and Snow Climbing
Ice and Snow Climbing adalah olah raga fisik dan mental yang mana selalu membutuhkan kekuatan, keseimbangan, kecepatan, ledakan-ledakan tenaga yang didukung dengan kemampuan mental para pelakunya. Ini adalah kegiatan yang sangat berbahaya dan dibutuhkan pengetahuan dan latihan. Olah raga ini juga menggunakan alat-alat panjat yang sangat krusial dan rawan, tetapi dengan teknik dan pengetahuan yang benar, olah raga ini sangat aman untuk dilakukan.

ALAT CLIMBING
1. Tali Pendakian
Fungsi utamanya dalam pendakian adalah sebagai pengaman apabila jatuh.Dianjurkan jenis-jenis tali yang dipakai hendaknya yang telah diuji oleh UIAA, suatu badan yang menguji kekuatan peralatan-peralatan pendakian. Panjang tali dalam pendakian dianjurkan sekitar 50 meter, yang memungkinkan leader dan belayer masih dapat berkomunikasi. Umumnya diameter tali yang dipakai adalah 10-11 mm, tapi sekarang ada yang berkekuatan sama, yang berdiameter 9.8 mm.
Ada dua macam tali pendakian yaitu :
Static Rope, tali pendakian yang kelentirannya mencapai 2-5 % fari berat maksimum yang diberikan. Sifatnya kaku, umumnya berwarna putih atau hijau. Tali static digunakan untuk rappelling.
Dynamic Rope, tali pendakian yang kelenturannya mencapai 5-15 % dari berat maksimum yang diberikan. Sifatnya lentur dan fleksibel. Biasanya berwarna mencolok (merah, jingga, ungu).
2. Carabiner
Adalah sebuah cincin yang berbentuk oval atau huruf D, dan mempunyai gate yang berfungsi seperni peniti. Ada 2 jenis carabiner :
• Carabiner Screw Gate (menggunakan kunci pengaman).
• Carabiner Non Screw Gate (tanpa kunci pengaman)
3. Sling
Sling biasanya dibuat dari tabular webbing, terdiri dari beberapa tipe. Fungsi sling antara lain :
• sebagai penghubung
• membuat natural point, dengan memanfaatkan pohon atau lubang di tebing.
• Mengurangi gaya gesek / memperpanjang point
• Mengurangi gerakan (yang menambah beban) pada chock atau piton yang terpasang.
4. Descender
Sebuah alat berbentuk angka delapan. Fungsinya sebagai pembantu menahan gesekan, sehingga dapat membantu pengereman. Biasa digunakan untuk membelay atau rappelling.
5. Ascender
Berbentuk semacam catut yang dapat menggigit apabila diberi beban dan membuka bila dinaikkan. Fungsi utamanya sebagai alat Bantu untuk naik pada tali.
6. Harnes / Tali Tubuh
Alat pengaman yang dapat menahan atau mengikat badan. Ada dua jenis hernas Seat Harnes, menahan berat badan di pinggang dan paha.Body Harnes, menahan berat badan di dada, pinggang, punggung, dan paha.Harnes ada yang dibuat dengan webbning atau tali, dan ada yang sudah langsung dirakit oleh pabrik.
7. Sepatu
Ada dua jenis sepatu yang digunakan dalam pemanjatan :
• Sepatu yang lentur dan fleksibel. Bagian bawah terbuat dari karet yang kuat. Kelenturannya menolong untuk pijakan-pijakan di celah-cleah.
• Sepatu yang tidak lentur/kaku pada bagian bawahnya. Misalnya combat boot. Cocok digunakan pada tebing yang banyak tonjolannya atau tangga-tangga kecil. Gaya tumpuan dapat tertahan oleh bagian depan sepatu.
8. Anchor (Jangkar)
Alat yang dapat dipakai sebagai penahan beban. Tali pendakian dimasukkan pada achor, sehingga pendaki dapat tertahan oleh anchor bila jatuh. Ada dua macam anchor, yaitu :
• Natural Anchor, bias merupakan pohon besar, lubang-lubang di tebing, tonjolan-tonjolan batuan, dan sebagainya.
• Artificial Anchor, anchor buatan yang ditempatkan dan diusahakan ada pada tebing oleh si pendaki. Contoh : chock, piton, bolt, dan lain-lain


Mental, keterampilan, kecerdasan, kekuatan dan daya juang tinggi bagi seorang pendaki merupakan suatu factor penentu dalam aktivitasnya, hal ini disebabkan karena tantangan yang dihadapi mempunyai kualitas sendiri. Kemampuan Navigasi Darat (Peta dan Kompas) serta survival adalah pelajaran yang harus dikuasai.
Pada hakikatnya tantangan dan resiko yang dihadapi merupakan ujian untuk melihat kemampuan diri di tengah kerasnya kehidupan alam, kendala yang dihadapi dalam sebuah perjalanan pendakian berarti keunggulan terhadap rasa takut dan kemenangan perjuangan atas diri sendiri.

JENIS PENDAKIAN

Mendaki gunung mempunyai tingkat dan klasifikasi yang berbeda. Seperti yang selalu kita dengar dengan istilah mountaineering atau istilah lainnya mencakup pengertian perjalanan melintasi bukit hingga ekspedisi ke himalaya, padahal menurut bentuk dan jenis medan yang dihadapi mountaineering terbagi dalam 3 bagian yaitu :

1.Hill Walking/ Fell Walking
Perjalanan mendaki bukit atau gunung-gunung yang relative landai, tanpa membutuhkan peralatan tekhnis, hal utama dalam pendakian ini adalah jaluratau route yang tersedia.misal : perjalanan ke puncak gede
2.Scrambling
Tahap pendakian pada permukaan yang tidak terjal, namun tangan digunakan untuk keseimbangan. Bagi pemula tali sebaiknya dipasang untuk pengaman sekaligus mempermudah perjalanan. Contoh : perjalanan kesekitar gunung gede bila melalui gerbang cibodas.
3.Climbing
Kegiatan pendakian ini membutuhkan penguasaan tekhnik dan penguasaan peralatan. Climbing dibagi 2 macam :
a. Rock climbing yaitu pendakian yang berkisar pada pemanjatan tebing batu yang cukup terjal.
b. Ice Climbing yaitu pemanjatan pada dinding yang permukaannya tertutup salju dan es. Dalam hal ini sangat dibutuhkan peralatan khusus, seperti : ice axe, crampon, ice screw, dll.
- Montaineering
Merupakan gabungan perjalanan dari semua perjalanan di atas. Bisa berhari-hari, berminggu- minggu, bahkan berbulan-bulan. Disamping penguasaan tekhnik mendaki, hal lain yang perlu diperlukan untuk dikuasai adalah menajemen ekspedisi, pengaturan makanan, komunikasi, strategi pendakian dan lainnya contoh : Ekspedisi ke Himalaya.


KLASIFIKASI PENDAKIAN
Klasifikasi pendakian berdasarkan pada tingkat kesulitan medan yang dihadapi
(menurut sierra club)
Kelas 1
Berjalan tegak tanpa memerlukan perlengkapan yang khusus (walking).
Kelas 2
Medan agak sulit, sehingga perlengkapan kaki yang memadai dan penggunaan tangan pembantu keseimbangan sangat diperlukan (scrambling)
Kelas 3
Medan semakin sulit sehingga dibutuhkan tekhnik pemanjatan tertentu, namun tali pengaman belum dibutuhkan (climbing).
Kelas 4
Kesulitan bertambah tali pengaman piton untuk dibutuhkan (exposed climbing)
Kelas 5
Rute yang dialui sulit, namun peralatan (tali,sling, piton,dll) masihberfungsi sebagai pengaman (difficult free climbing).
Kelas 6
Tebing tidak lagi memberikan pegangan, celah, ronggaatau daya geser yangdiperlukan untuk memanjat. Pendakian sepenuhnya bergantung pada peralatan (aided climbing).


Via: @PendakiJakarta

SURVIVAL

Materi Survival




Keberadaan kebutuhan survival karena adanya usaha manusia untuk keluar dari kesulitan yang dihadapi. Kesulitan-kesulitan tsb antara lain : Keadaan alam (cuaca dan medan), Keadaan mahluk hidup disekitar kita (binatang dan tumbuhan), Keadaan diri sendiri (mental, fisik, dan kesehatan), Banyaknya kesulitan-kesulitan tsb biasanya timbul akibat kesalahan-kesalahan kita sendiri.
Dalam keadan tersebut ada beberapa faktor yang menetukan seorang Survivor mampu bertahan atau tidak., antara lain : mental ,kurang lebih 80% kesiapan kita dalm survival terletak dari kesiapan mental kita.
Timbulnya kebutuhan survival karena adanya usaha manusia untuk keluar dari kesulitan yang dihadapi. Kesulitan-kesulitan tsb antara lain :
• Keadaan alam (cuaca dan medan)
• Keadaan mahluk hidup disekitar kita (binatang dan tumbuhan)
• Keadaan diri sendiri (mental, fisik, dan kesehatan)
Banyaknya kesulitan-kesulitan tsb biasanya timbul akibat kesalahan-kesalahan kita sendiri.
Definisi Survival
Arti survival sendiri terdapat berbagai macam versi, yang akan kita bahas di sini hanyalah menurut versi pencinta alam.


S  : Sadar dalam keadaan gawat darurat
U : Usahakan untuk tetap tenang dan tabah
R : Rasa takut dan putus asa hilangkan
V : Vitalitas tingkatkan
I  : Ingin tetap hidup dan selamat itu tujuannya
V : Variasi alam bisa dimanfaatkan
A : Asal mengerti, berlatih dan tahu caranya
L : Lancar, slaman, slumun, slamet.
Jika anda tersesat atau mengalami musibah, ingat-ingatlah arti survival tsb, agar dapat membantu anda keluar dari kesulitan. Dan yang perlu ditekankan jika anda tersesat yaitu istilah “STOP” yang artinya :

S  : Stop & seating / berhenti dan duduklah
T  : Thingking / berpikirlah
O : Observe / amati keadaan sekitar
: Planning / buat rencana mengenai tindakan yang harus dilakukan
Kebutuhan survival
Yang harus dipunyai oleh seorang survivor
1. Sikap mental
- Semangat untuk tetap hidup
- Kepercayaan diri
- Akal sehat
- Disiplin dan rencana matang
- Kemampuan belajar dari pengalaman
2. Pengetahuan
- Cara membuat bivak
- Cara memperoleh air
- Cara mendapatkan makanan
- Cara membuat api
- Pengetahuan orientasi medan
- Cara mengatasi gangguan binatang
- Cara mencari pertolongan
3. Pengalaman dan latihan
- Latihan mengidentifikasikan tanaman
- Latihan membuat trap, dll
4. Peralatan
- Kotak survival
- Pisau jungle , dll
5. Kemauan belajar

Langkah yang harus ditempuh bila anda/kelompok anda tersesat :
• Mengkoordinasi anggota
• Melakukan pertolongan pertama
• Melihat kemampuan anggota
• Mengadakan orientasi medan
• Mengadakan penjatahan makanan
• Membuat rencana dan pembagian tugas
• Berusaha menyambung komunikasi dengan dunia luar
• Membuat jejak dan perhatian
• Mendapatkan pertolongan
Bahaya-bahaya dalam survival
Banyak sekali bahaya dalam survival yang akan kita hadapi, antara lain :
1.
Ketegangan dan panik
Pencegahan :
- Sering berlatih
- Berpikir positif dan optimis
- Persiapan fisik dan mental
2. Matahari / panas
- Kelelahan panas
- Kejang panas
- Sengatan panas
Keadaan yang menambah parahnya keadaan panas :
- Penyakit akut/kronis
- Baru sembuh dari penyakit
- Demam
- Baru memperoleh vaksinasi
- Kurang tidur
- Kelelahan
- Terlalu gemuk
- Penyakit kulit yang merata
- Pernah mengalami sengatan udara panas
- Minum alkohol
- Dehidrasi
Pencegahan keadaan panas :
- Aklimitasi
- Persedian air
- Mengurangi aktivitas
- Garam dapur
- Pakaian :
- Longgar
- Lengan panjang
- Celana pendek
- Kaos oblong
3. Serangan penyakit
- Demam
- Disentri
- Typus
- Malaria
4. Kemerosotan mental
Gejala : Lemah, lesu, kurang dapat berpikir dengan baik, histeris
Penyebab : Kejiwaan dan fisik lemah
Keadaan lingkungan mencekam
Pencegahan : Usahakan tenang
Banyak berlatih
5. Bahaya binatang beracun dan berbisa
Keracunan
Gejala : Pusing dan muntah, nyeri dan kejang perut, kadang-kadang
mencret, kejang-kejang seluruh badan, bisa pingsan.
Penyebab : Makanan dan minuman beracun
Pencegahan : Air garam di minum
Minum air sabun mandi panas
Minum teh pekat
Di tohok anak tekaknya
6. Keletihan amat sangat
Pencegahan : Makan makanan berkalori
Membatasi kegiatan
7. Kelaparan
8. Lecet
9. Kedinginan
Untuk penurunan suhu tubuh 30° C bisa menyebabkan kematian.



Membuat Bivak (Shelter)
Tujuan : untuk melindungi dari angin, panas, hujan, dingin
Macam :
a. Shelter asli alam
Gua : Bukan tempat persembunyian binatang
Tidak ada gas beracun
Tidak mudah longsor
b. Shelter buatan dari alam
c. Shelter buatan
Syarat bivak :
Hindari daerah aliran air
Di atas shelter tidak ada dahan pohon mati/rapuh
Bukan sarang nyamuk/serangga
Bahan kuat
Jangan terlalu merusak alam sekitar
Terlindung langsung dari angin
Mengatasi Gangguan Binatang
a. Nyamuk
• Obat nyamuk, autan, dll
• Bunga kluwih dibakar
• Gombal dan minyak tanah dibakar kemudian dimatikan sehingga asapnya bisa mengusir nyamuk
• Gosokkan sedikit garam pada bekas gigitan nyamuk
b. Laron
• Mengusir laron yang terlalu banyak dengan cabe yang digantungkan
c. Lebah
Apabila disengat lebah :
• Oleskan air bawang merah pada luka berkali-kali
• Tempelkan tanah basah/liat di atas luka
• Jangan dipijit-pijit
• Tempelkan pecahan genting panas di atas luka
d. Lintah
Apabila digigit lintah :
• Teteskan air tembakau pada lintahnya
• Taburkan garam di atas lintahnya
• Teteskan sari jeruk mentah pada lintahnya
• Taburkan abu rokok di atas lintahnya
e. Semut
• Gosokkan obat gosok pada luka gigitan
• Letakkan cabe merah pada jalan semut
• Letakkan sobekan daun sirih pada jalan semut
f. Kalajengking dan lipan
• Pijatlah daerah sekitar luka sampai racun keluar
• Ikatlah tubuh di sebelah pangkal yang digigit
• Tempelkan asam yang dilumatkan di atas luka
• Bobokkan serbuk lada dan minyak goreng pada luka
• Taburkan garam di sekeliling bivak untuk pencegahan
g. Ular

Membuat Perangkap (Trap)
Macam-macam trap :
• Perangkap model menggantung
• Perangkap tali sederhana
• Perangkap lubang jerat
• Perangkap menimpa
• Apace foot share
Bahan :
• tali/kawat
• Umpan
• Batang kayu
• Cabang pohon
Membaca Jejak
Jenis :
• Jejak buatan : dibuat oleh manusia
• Jejak alami : tanda jejak sebagai tanda keadaan lingkungan
Jejak alami biasanya menyatakan tentang :
• Jenis binatang yang lewat
• Arah gerak binatang
• Besar kecilnya binatang
• Cepat lambatnya gerak binatang
Membaca jejak alami dapat diketahui dari :
• Kotoran yang tersisa
• Pohon atau ranting yang patah
• Lumpur atau tanah yang tercecer di atas rumput
Air
Seseorang dalam keadaan normal dan sehat dapat bertahan sekitar 20 – 30 hari tanpa makan, tapi orang tsb hanya dapat bertahan hidup 3 – 5 hari saja tanpa air.
Air yang tidak perlu dimurnikan :
1. Hujan
Tampung dengan ponco atau-daun yang lebar dan alirkan ke tempat penampungan
2. Dari tanaman rambat/rotan
Potong setinggi mungkin lalu potong pada bagian dekat tanah, air yang menetes dapat langsung ditampung atau diteteskan ke dalam mulut
3. Dari tanaman
Air yang terdapat pada bunga (kantung semar) dan lumut
Air yang harus dimurnikan terlebih dahulu :
1. Air sungai besar
2.
Air sungai tergenang
3. Air yang didapatkan dengan menggali pasir di pantai (+ 5 meter dari batas pasang surut)
4. Air di daerah sungai yang kering, caranya dengan menggali lubang di bawah batuan
5. Air dari batang pisang, caranya tebang batang pohon pisang, sehingga yang tersisa tinggal bawahnya lalu buat lubang maka air akan keluar, biasanya dapat keluar sampai 3 kali pengambilan
Makanan
Patokan memilih makanan :
• Makanan yang di makan kera juga bisa di makan manusia
• Hati-hatilah pada tanaman dan buah yang berwarna mencolok
• Hindari makanan yang mengeluarakan getah putih, seperti sabun kecuali sawo
• Tanaman yang akan dimakan di coba dulu dioleskan pada tangan-lengan-bibir-lidah, tunggu sesaat. Apabila aman bisa dimakan
• Hindari makanan yang terlalu pahit atau asam Hubungan air dan makanan
• Untuk air yang mengandung karbohidrat memerlukan air yang sedikit
• Makanan ringan yang dikemas akan mempercepat kehausan
• Makanan yang mengandung protein butuh air yang banyak
Tumbuhan yang dapat dimakan
Dari batangnya :
• Batang pohon pisang (putihnya)
• Bambu yang masih muda (rebung)
• Pakis dalamnya berwarna putih
• Sagu dalamnya berwarna putih
• Tebu
Dari daunnya :
• Selada air
• Rasamala (yang masih muda)
• Daun mlinjo
• Singkong
Akar dan umbinya :
• Ubi jalar, talas, singkong
Buahnya :
• Arbei, asam jawa, juwet
Tumbuhan yang dapat dimakan seluruhnya :
• Jamur merang, jamur kayu
Ciri-ciri jamur beracun :
• Mempunyai warna mencolok
• Baunya tidak sedap
• Bila dimasukkan ke dalam nasi, nasinya menjadi kuning
• Sendok menjadi hitam bila dimasukkan ke dalam masakan
• Bila diraba mudah hancur
• Punya cawan/bentuk mangkok pada bagian pokok batangnya
• Tumbuh dari kotoran hewan
• Mengeluarkan getah putih
Binatang yang bisa dimakan
• Belalang
• Jangkrik
• Tempayak putih (gendon)
• Cacing
• Jenis burung
• Laron
• Lebah , larva, madu
• Siput
• Kadal : bagian belakang dan ekor
• Katak hijau
• Ular : 1/3 bagian tubuh tengahnya
• Binatang besar lainnya
Binatang yang tidak bisa dimakan
• Mengandung bisa : lipan dan kalajengking
• Mengandung racun : penyu laut
• Mengandung bau yang khas : sigung
Api
Bila mempunyai bahan untuk membuat api, yang perlu diperhatikan adalah jangan membuat api terlalu besar tetapi buatlah api yang kecil beberapa buah, hal ini lebih baik dan panas yang dihasilkan merata.
1. Dengan lensa / Kaca pembesar
Fokuskan sinar pada satu titik dimana diletakkan bahan yang mudah terbakar.
2. Gesekan kayu dengan kayu.
Cara ini adalah cara yang paling susah, caranya dengan menggesek-gesekkan dua buah batang kayu sehingga panas dan kemudian dekatkan bahan penyala, sehingga terbakar
3. Busur dan gurdi
Buatlah busur yang kuat dengan mempergunakan tali sepatu atau parasut, gurdikan kayu keras pada kayu lain sehingga terlihat asap dan sediakan bahan penyala agar mudah tebakar.
Bahan penyala yang baik adalah kawul terdapat pada dasar kelapa, atau daun aren
Survival kit
Ialah perlengkapan untuk survival yang harus dibawa dalam perjalanan :
• Perlengkapan memancing
• Pisau
• Tali kecil
• Senter
• Cermin suryakanta, cermin kecil
• Peluit
• Korek api yang disimpan dalam tempat kedap air
• Tablet garam, norit
• Obat-obatan pribadi
• Jarum + benang + peniti
• dll.



Via: @PendakiJakarta

KODE ETIK PECINTA ALAM

Kode Etik Pecinta Alam Indonesia



“PECINTA ALAM INDONESIA SADAR BAHWA ALAM BESERTA ISINYA ADALAH CIPTAAN TUHAN YANG MAHA ESA “

“PECINTA ALAM INDONESIA SEBAGAI BAGIAN DARI MASYARAKAT INDONESIA SADAR AKAN TANGGUNG JAWAB KAMI KEPADA TUHAN, BANGSA DAN TANAH AIR ”

”PECINTA LAM INDONESIA SADAR BAHWA PECINTA ALAM ADALAH SEBAGAI MAKHLUK YANG MENCINTAI ALAM SEBAGAI ANUGERAH TUHAN YANG MAHA ESA “

Sesuai dengan hakekat diatas kami dengan kesadaran menyatakan :
  1. Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Memelihara alam beserta isinya serta menggunakan sumber alam sesuai dengan kebutuhannya.
  3. Mengabdi kepada Bangsa dan Tanah Air.
  4. Menghormati tata kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitar serta menghargai manusia dan kerabatnya.
  5. Berusaha mempererat tali persaudaraan antara pecinta alam sesuai dengan azas pecinta alam
  6. Berusaha saling membantu serta menghargai dalam pelaksanaan pengabdian terhadap Tuhan, Bangsa dan Tanah air.
  7. Selesai.
Disahkan dalam forum gladian nasional ke IV
Di ujung pandang tanggal 29 januari 1974
Pukul 01.00 WITA



Via: @PendakiJakarta

MATERI NAVIGASI DARAT

Pendahuluan




Sebagai orang yang mengaku dekat dengan alam, pengetahuan peta dan kompas serta cara penggunaannya mutlak dan harus dimiliki. Perjalanan ke tempat-tempat yang jauh dan tidak dikenal akan lebih mudah. Pengetahuan bernavigasi darat ini juga berguna bila suatu saat tenaga kita diperlukan untuk usaha-usaha pencarian dan penyelamatan korban kecelakaan atau tersesat di gunung dan hutan, dan juga untuk keperluan olahraga antara lain lomba orienteering. Navigasi darat adalah suatu cara seseorang untuk menentukan posisi dan arah perjalanan baik di medan sebenarnya atau di peta, dan oleh sebab itulah pengetahuan tentang kompas dan peta serta teknik penggunaannya haruslah dimiliki dan dipahami. 
Peta
Secara umum, peta adalah penggambaran dua dimensi(pada bidang datar) keseluruhan atau sebagian dari permukaan bumi yang diproyeksikan dengan perbandingan/skala tertentu. Peta sendiri, kemudian berkembang sesuai dengan kebutuhan dan penggunaannya.Untuk keperluan navigasi darat umumnya digunakan peta topografi.
Peta Topografi
Berasal dari bahasa yunani, topos yang berarti tempat dan graphi yang berarti menggambar. Peta topografi memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan satu garis kontur mewakili satu ketinggian. Walaupun peta topografi memetakan tiap interval ketinggian tertentu, namun disertakan pula berbagai keterangan pula yang akan membantu untuk mengetahui secara lebih jauh mengenai daerah permukaan bumi yang terpetakan tersebut, keterangan-keterangan itu disebut legenda peta.

Legenda peta antara lain berisi tentang :
a. Judul Peta
Judul peta ada dibagian tengah atas. judul peta menyatakan lokasi yang ditunjukkan oleh peta yang bersangkutan, sehingga lokasi yang berbeda akan mempunyai judul yang berbeda pula.

b. Nomor Peta
Nomor peta biasanya dicantumkan diselah kanan atas peta. Selain sebagai nomor regisrtasi dari badan pembuat, nomor peta juga berguna sebagai petunjuk jika kita memerlukan peta daerah lain disekitar suatu daerah yang terpetakan. Biasanya di bagian bawah disertakan pula lembar derajat yang mencantumkan nomor-nomor peta yang ada disekeliling peta tersebut.

c. Koordinat Peta
Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta. Koordinat ditentukan dengan menggunakan sistem sumbu, yaitu garis-garis yang saling berpotongan tegak lurus. Sistem koordinat yang resmi dipakai ada dua, yaitu :
1. Koordinat Geografis
Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus terhadap katulistiwa, dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan) yang sejajar dengan katulistiwa. Koodinat geografis dinyatakan dalam satuan derajat, menit, dan detik.
2. Koordinat Grid
Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak terhadap suatu titik acuan. Untuk wilayah Indonesia, titik acuan nol terdapat disebelah barat Jakarta (60 derajat LU, 68 derajat BT). Garis vertikal diberi nomor urut dari selatan ke utara, sedangkan garis horizontal diberi nomor urut dari barat ke timur.
Sistem koordinat mengenal penomoran dengan 6 angka, 8 angka dan 10 angka. Untuk daerah yang luas dipakai penomoran 6 angka, untuk daerah yang lebih sempit digunakan penomoran 8 angka dan 10 angka (biasanya 10 angka dihasilkan oleh GPS). 

d. Kontur
Kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang berketinggian sama dari permukaan laut, sifat-sifat garis kontur adalah :
1. Satu garis kontur mewakili satu ketinggian tertentu.
2. Garis kontur berharga lebih rendah mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi.
3. Garis kontur tidak berpotongan dan tidak bercabang.
4. Interval kontur biasanya 1/2000 kali skala peta.
5. Rangkaian garis kontur yang rapat menandakan permukaan bumi yang curam/terjal, sebaliknya yang renggang menandakan permukaan bumi yang landai.
6. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf "U" menandakan punggungan gunung.
7. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf "V" terbalik menandakan suatu lembah/jurang.

e. Skala Peta
Skala peta adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak horizontal di lapangan. Ada dua macam cara penulisan skala, yaitu :
1. Skala angka, contoh : 1:25.000 berarti 1 cm jarak dipeta = 25.000 cm (250 m) jarak horizontal di medan sebenarnya.

2. Skala garis, contoh: berarti tiap bagian sepanjang blok garis mewakili 1 km jarak horizontal.

f. Legenda Peta
Legenda peta biasanya disertakan pada bagian bawah peta. Legenda ini memuat simbol-simbol yang dipakai pada peta tersebut, yang penting diketahui : triangulasi, jalan setapak, jalan raya, sungai, pemukiman, ladang, sawah, hutan dan lainnya. Di Indonesia, peta yang umumnya digunakan adalah peta keluaran Direktorat Geologi Bandung, kemudian peta dari Jawatan Topologi, atau yang sering disebut peta AMS (American Map Service) dibuat oleh Amerika dan rata-rata dikeluarkan pada tahun 1960. Peta AMS biasanya berskala 1:50.000 dengan interval kontur (jarak antar kontur) 25 m. Selain itu ada peta keluaran Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional) yang lebih baru, dengan skala 1:50.000 atau 1:25.000 (dengan interval kontur 12,5m). Peta keluaran Bakosurtanal biasanya berwarna.
g. Tahun Peta
Peta topografi juga memuat keterangan tentang tahun pembuatan peta tersebut, semakin baru tahun pembuatannya, maka data yang disajikan semakin akurat.

h. Arah Peta
Yang perlu diperhatikan adalah arah Utara Peta. Cara paling mudah adalah dengan memperhatikan arah huruf-huruf tulisan yang ada pada peta. Arah atas tulisan adalah Arah Utara Peta.Pada bagian bawah peta biasanya juga terdapat petunjuk arah utara yaitu :
1. Utara sebenarnya/True North : yaitu utara yang mengarah pada kutub utara bumi.
2. Utara Magnetis/Magnetic North : yaitu utara yang ditunjuk oleh jarum magnetis kompas, dan letaknya tidak tepat di kutub    utara bumi.
3. Utara Peta/Map North : yaitu arah utara yang terdapat pada peta.
Kutub utara magnetis bumi letaknya tidak bertepatan dengan kutub utara bumi. Karena pengaruh rotasi bumi, letak kutub magnetis bumi bergeser dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, untuk keperluan yang menuntut ketelitian perlu dipertimbambangkan adanya iktilaf(deklinasi) peta, iktilaf magnetis, iktilaf peta magnetis, dan variasi magnetis.
1.  Deklinasi Peta:adalah beda sudut antara sebenarnya dengan utara peta. Ini terjadi karena perataan jarak paralel garis bujur peta bumi menjadi garis koordinat vertikal yang digambarkan pada peta.
2.  Deklinasi Magnetis: Selisih beda sudut utara sebenarnya dengan utara magnetis
3.  Deklinasi Peta magnetis:Selisih besarnya sudut utara peta dengan utara magnetis bumi.
4.  variasi Magnetis:perubahan/pergeseran letak kutub magnetis bumi pertahun.


Kompas
Kompas adalah alat penunjuk arah, dan karena sifat magnetnya, jarumnya akan selalu menunjuk arah utara-selatan (meskipun utara yang dimaksud disini bukan utara yang sebenarnya, tapi utara magnetis). Secara fisik, kompas terdiri dari :
• Badan, tempat komponen lainnya berada
• Jarum, selalu menunjuk arah utara selatan, dengan catatan tidak dekat dengan megnet lain/tidak dipengaruhi medan magnet, dan pergerakan jarum tidak terganggu/peta dalam posisi horizontal.
•Skala penunjuk, merupakan pembagian derajat sistem mata angin.
Jenis kompas yang biasa digunakan dalam navigasi darat ada dua macam yakni
  • Kompas bidik (misal kompas prisma) dan
  • kompas orienteering (misal kompas silva, suunto dll).

Orientasi Peta
Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya (atau dengan kata lain menyamakan utara peta dengan utara sebenarnya). Sebelum anda mulai orientasi peta, usahakan untuk mengenal dulu tanda-tanda medan sekitar yang menyolok dan posisinya di peta. Hal ini dapat dilakukan dengan pencocokan nama puncakan, nama sungai, desa dll. Jadi minimal anda tahu secara kasar posisi anda dimana. Orientasi peta ini hanya berfungsi untuk meyakinkan anda bahwa perkiraan posisi anda dipeta adalah benar. Langkah-langkah orientasi peta:
1.Usahakan untuk mencari tempat yang berpemandangan terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok.
2.Siapkan kompas dan peta anda, letakkan pada bidang datar
3. Utarakan peta, dengan berpatokan pada kompas, sehingga arah peta sesuai dengan arah medan sebenarnya
4.Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol disekitar anda, dan temukan tanda-tanda medan tersebut di peta. Lakukan hal ini untuk beberapa tanda medan 5.

Resection
Prinsip resection adalah menentukan posisi kita dipeta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik ini paling tidak membutuhkan dua tanda medan yang terlihat jelas dalam peta dan dapat dibidik pada medan sebenarnya (untuk latihan resection biasanya dilakukan dimedan terbuka seperti kebun the misalnya, agar tanda medan yang ekstrim terlihat dengan jelas).
Tidak setiap tanda medan harus dibidik, minimal dua, tapi posisinya sudah pasti. Langkah-langkah melakukan resection:
1.Lakukan orientasi peta
2. Cari tanda medan yang mudah dikenali di lapangan dan di peta, minimal 2 buah
3.Dengan busur dan penggaris, buat salib sumbu pada tanda-tanda medan tersebut (untuk alat tulis paling ideal menggunakan pensil mekanik-B2).
4.Bidik tanda-tanda medan tersebut dari posisi kita dengan menggunakan kompas bidik. Kompas orienteering dapat digunakan, namun kurang akurat.
5.Pindahkan sudut back azimuth bidikan yang didapat ke peta dan hitung sudut pelurusnya. Lakukan ini pada setiap tanda medan yang dijadikan sebagai titik acuan.
6.Perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi kita dipeta.

Intersection
Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali di lapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat dilapangan tetapi sukar untuk dicapai atau tidak diketahui posisinya di peta.
Syaratnya, sebelum intersection kita sudah harus yakin terlebih dahulu posisi kita dipeta. Biasanya sebelum intersection, kita sudah melakukan resection terlebih dahulu.
Langkah-langkah melakukan intersection adalah:
1. Lakukan orientasi peta
2. Lakukan resection untuk memastikan posisi kita di peta.
3.Bidik obyek yang kita amati
4.Pindahkan sudut yang didapat ke dalam peta
5. Bergerak ke posisi lain dan pastikan posisi tersebut di peta. Lakukan langkah 1-3
6.Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi obyek yang dimaksud.

Azimuth - Back Azimuth
Azimuth adalah sudut antara satu titik dengan arah utara dari seorang pengamat. Azimuth disebut juga sudut kompas. Jika anda membidik sebuah tanda medan, dan memperolah sudutnya, maka sudut itu juga bisa dinamakan sebagai azimuth.
Kebalikannya adalah back azimuth. Dalam resection back azimuth diperoleh dengan cara:

•Jika azimuth yang kita peroleh lebih dari 180º maka back azimuth adalah azimuth dikurangi 180º. Misal anda membidik tanda medan, diperoleh azimuth 200º. Back azimuthnya adalah 200º - 180º = 20º

•Jika azimuth yang kita peroleh kurang dari 180º, maka back azimuthnya adalah 180º ditambah azimuth. Misalkan, dari bidikan terhadap sebuah puncak, diperoleh azimuth 160º, maka back azimuthnya adalah 180º+160º = 340º
Dengan mengetahui azimuth dan back azimuth ini, memudahkan kita untuk dapat melakukan ploting peta (penarikan garis lurus di peta berdasarkan sudut bidikan).
Selain itu sudut kompas dan back azimuth ini dipakai dalam metode pergerakan sudut kompas (lurus/ man to man-biasa digunakan untuk “Kompas Bintang”). Prinsipnya membuat lintasan berada pada satu garis lurus dengan cara membidikaan kompas ke depan dan ke belakang pada jarak tertentu.


Via: @PendakiJakarta

Minggu, 17 Agustus 2014

Pendaki Pemula

"Beberapa Tips Bagi Pendaki Pemula"
 
Barang kali ada diantara kita yang masih pemula dalam kegiatan pendakian. Kami mohon maaf, ini tidak ada maksud untuk menggurui, namun ini hanya bentuk tanggung jawab kita untuk saling berbagi ilmu
Semoga ilmunya bermanfaat yaa,, Silahkan disimak...



Pertama, Pilihlah medan pendakian yang tidak terlalu curam. Medan pendakian yang landai berguna untuk melatih ketahanan otot pendaki pemula. Jika otot sudah terlatih, maka risiko kram otot dan keseleo akan berkurang. 


Ke-2, Pilihlah sepatu yang nyaman dan waterproof. Sebelum mendaki, cobalah sepatu itu dengan kaus kakinya. Cobalah sepatunya minimal 1jam dengan frekuensi 3 kali.
 

Ke-3, Jangan kalian meremehkan cuaca meskipun cerah. Selalu siapkan jas hujan di dalam carrier dan taruh/tempatkan di bagian yang mudah diambil ketika tiba2 hujan.
 

Ke-4, Jika perjalanan siang hari, maka lebih banyaklah untuk membawa air & snack sehat. Kebutuhan air saat berjalan siang akan lebih banyak apabila dibandingkan dengan malam hari. Pilihlah snack yang tidak asin/gurih karena ini akan menyebabkan cepat haus. Jika kita terlalu banyak minum, maka persediaan air mungkin tidak cukup hingga ketemu tempat pengisian air kembali/hingga kembali pulang. Minum air memang sangatlah penting, namun haruslah ter-manage. Dalam minum air tidak boleh saling egois antar teman/anggota walaupun sudah merasa membawanya. Air adalah milik bersama, maka jika habis, 1 tim akan terkena dehidrasi bersama. Maka daripada itu, sangatlah penting menjaga keberadaan air kita.
 

Ke-5, Lakukan pemanasan setiap sebelum perjalanan. Pemanasan dengan maregangkan otot kaki agar lebih siap saat memulai menapaki jalur tanjakan.
Berjalan di awal2 tidak perlu cepat. Atur dulu langkah dan sesuaikan dengan pola nafas kita. Jika sdh mulai nyaman langkah & nafasnya, kecepatan/ritme berjalan pun boleh ditambah.
 

Ke-6, Lindungi sendi-sendi tulang kita, seperti sendi-sendi lutut dan pinggul. Pilihlah jalan yang landai dibanding yang curam pada saat naik/turun gunung. Jalan curam dapat menyebabkan sendi-sendi kita dalam bekerja. Jika dibiarkan, lama-lama sendi akan terasa ngilu, merah hingga bengkak. Jika sudah bengkak, maka sendi-sendi akan terasa nyeri sekali jika dipakai jalan. Oleh karena itu, jagalah sendi-sendi agar tetap fit selama perjalanan.
 

Ke-7, Mendakilah bersama 1 tim, janganlah sendirian disaat mendaki. Pendakian merupakan kerjasama tim, bukanlah keegoisan pribadi.dan usahakan dalam tim minimal 1org yang sudah berpengalaman dalam kegiatan pendakian.


Ke-8, Hormati jalur pendakian kita selama perjalanan. Sadarilah, bahwa setiap hutan yang kita lewati adalah tempat baru buat kita. Selain ada kita, ada penghuni lain juga yang sudah menghuni tempat tersebut. Entah itu warga, hewan atau makhluk halus yang ada di situ.
Hindarilah untuk mengotori tempat tersebut. Bentuk pengotoran bisa dalam ucapan atau perbuatan.Sampah janganlah dibuang sembarangan. Segala bentuk tumbuhan atau hewan janganlah dipetik atau diambil.Hindarilah untuk membuang hajat pada sembarangan tempat.Hindari pula kata-kata yang sifatnya meremehkan. Berdoalah sebelum, selama dan saat mengakhiri perjalanan. Mungkin cukup disini aja dulu ya, semoga bermanfaat ilmunya..




@PendakiJakarta

CARA MENCEGAH HYPOTERMIA

BEBERAPA CARA MENCEGAH HYPOTERMIA

by:  @PendakiJakarta


Contact Person Pos Pendakian

Contact Person Pos Pendakian 

by:@PendakiJakarta



Gn. Tambora :
085216032004 (Arisman)

Gn. Kerinci :
(0748)22250 (Balai Besar TNKS)

Gn. Rinjani :
(0370) 27851 (Dephut),
(0370) 627764 (Pengelola),
085367588494 (Mas Lihun),
081803644654 (Ofick Mtpl)

Gn. Pulosari :
Tb Rimbun Nuansa 087772502505

Gn. Cikuray :
Via Pemancar 081220269190 (Kang Hendy)

Gn. Sindoro :
Via Kledung 08132809608, 08190386023, Potenk 085869115403

Gn. Sumbing :
085868611446

Gn. Papandayan :
Via Jalur Cisurupan 085793371645/0878 2738 2417 (Komik)

Gn. Buthak Blitar :
Via Sirahkencong Blitar
Via Panderman Batu Malang 081555667595 (Nunung)

Gn. Merapi :
081329266656 (P. Syamsuri)

Gn. Lawu :
Via Cemoro Sewu 085741307298,
Hasan 085729264379

Gn. Ciremai :
Via Linggar Jati, 081324092194 (Kakek Petualang)
085724111966 (Basecamp)
087717717913 (Bang Jaka)
Via Apuy,
08586424545 (Pa Ubuh)
Via Palutungan
082115687824 (Kang Kusna)

Gn. Gede - Pangrango :
0263519415/0263512776 (TNGGP)
081912021180 (P. Usep)

Gn. Salak :
Via Kawah Ratu, 085724995370 (P.Dadang)
Via Cidahu, 08176689004 (Achenk)

Gn. Raung :
(0332) 321305,
081333862244 (KPW Gunung Raung)

Gn. Semeru :
0341787055 (P. Samsul),
08283930822 (Resort Ranupane)

Gn. Arjuna-Welirang :
Via Tretes, 085856052510 (Basecamp)
Via Lawang, 081330787722 (P. Rudi)

Gn. Merbabu :
081325932700 (P. Tono),
085329720365 (Mas Ando),
085740540437 (GRABUPALA),
Via Kopeng
085743432595 Mas Kamplink

Gn. Slamet :
via Bambangan: 085726000335 (P.Sugeng),
085726666912 / 085725107774 (Mas Didin)
Via Guci 085643755398 (Mas Uceng),
Via Kaliwadas/Kali Gua , 085742035447 (Aji Satriani)
Via Prabasari , Basecamp 08562927831

Gn.Argopuro
Via Baderan 081234591445 Pak Samhaji
081336017979 (P. Suryadi),
08113651015 (P. Susiono)



by: @PendakiJakarta

PENDAKI GUNUNG ITU SPESIAL

"PENDAKI GUNUNG ITU SPESIAL"




 



Mengapa pendaki gunung itu spesial?
Mari kita belajar dari dalam tubuh kita.
Di tubuh kita ini terdapat Stem Cell. Stem Cell adalah sel yang mampu berubah bentuk menjadi apapun. Stem cell mampu menjadi komponen kulit, otot, saraf & organ lainnya. Sungguh luar biasa stem cell ini ya? Seorang pendaki punya kemampuan seperti halnya Stem Cell. Kok bs? Ya. Pendaki tentu sudah survive dalam kondisi yang terbatas. Pendaki punya perencanaan yang jelas menuju puncak hingga pulang. Pendaki tentu disiplin, pekerja keras, amanah & bertanggung jawab. Kemampuannya serba bisa ini yang menjadikannya mampu menjalani profesi apapun. Ketika menjadi pemimpin, luar biasa amanahnya. Ketika menjadi aparatur negara, luar biasa disiplin waktunya. Ketika menjadi tenaga kesehatan, luar biasa tanggung jawabnya. Ketika menjadi pekerja, luar biasa gesit menyelesaikan tugasnya. Ketika diminta memasak, luar biasa rasa masakannya. Ketika ada genteng bocor, langsung dibetulinnya, hehe.. Ketika ada tumpukan karung, tak gentar memanggulnya.. Coba hayo, calon mertua mana yang ga tertarik sama manusia serba bisa ini?. Maka bisa kita simpulkan, pendaki memang spesial bukan? Pendaki memang se-spesial Stem Cell yang ada dalam tubuh kita. Kalau ada kelebihan lainnya, ditambahkan sendiri ya. Itu cuma sedikit kesimpulan admin hehe...






by: @PendakiJakarta

Mendaki Itu Menyehatkan

"Kenapa Mendaki Itu Sangat Menyehatkan? Dan Kenapa Fisik dan Jiwa Pendaki Semakin Sehat Yaa, ?"


Ahli kesehatan tentu mengakui bahwa mendaki itu dapat menyehatkan fisik dan jiwa.
Kenapa dapat menyehatkan Fisik dan Jiwa?? Karena mendaki itu termasuk olahraga menahan beban (beban Carrier). Menahan beban itu dapat mencegah terjadinya tulang keropos (osteoporosis). Selain itu, tubuh pendaki juga akan terpapar sinar matahari langsung. Sinar matahari ini berfungsi untuk mengaktifkan vitamin D yang ada di dalam tubuh. Vitamin D berfungsi untuk menguatkan struktur tulang dan gigi kita. Sehingga tulang dan gigi kita menjadi kokoh dan tidak mudah patah. Jantung pun akan terlatih untuk memompa secara efektif darah ke seluruh tubuh. Di waktu awal saat mendaki jantung akan berdegup kencang. Dan jika sudah beradaptasi, maka jantung akan memompa efektif tanpa degupan kencang. Hal ini menunjukkan bahwa jantung kita sudah terlatih. Jika jantung terlatih, paru-paru kita pun akan terlatih, begitu pula sebaliknya. Jika kedua organ ini bekerja dengan baik, tentu tubuh kita akan lebih terasa bugar. Secara psikologis, mendaki memberikan efek relaksasi. Gunung yang tenang, udara bersih dan pemandangan indah membuat kita rileks. Sesekali terdiam istirahat saat mendaki memberi efek meditasi yang menenangkan. Ketenangan ini seperti menghipnotis kita menjadi pribadi yang lebih damai.
Luar biasa sekali manfaat mendaki bukan???
Ayoo yang mau sehat kita mendaki...








@PendakiJakarta
Via: dr Pendaki Relawan

Makna dari sebuah Pendakian Gunung


Makna dari sebuah arti  Pendakian Gunung adalah 


*Untuk menyadarkan diri kita dari angkuhnya ego yang merasa bahwa kita hidup hanya untuk diri kita sendiri.
*Menyadarkan kita untuk lebih mensyukuri atas kebesaran Yang Maha Kuasa yang telah menciptakan keindahan alam semesta yang sangat sempurna tanpa kekurangan sedikitpun.
*Membina rasa tanggung jawab yang besar untuk menjadi seorang yang bijak yang dapat menghargai antar sesama makhluk hidup dan lingkungan sekitar.
*Mendidik kita untuk menjadi sosok seorang yang mandiri yang bisa hidup meskipun jauh dari sebuah peradaban modern.
*Menjalin kerjasama dan kekeluargaan yang harmoni antar sesama tanpa membedakan sebuah suku, budaya dan agama.
Dan makna yang terpenting yang dapat kita peroleh dari Pendakian Gunung adalah menjadikan kita sebagai seseorang yang dapat bersosialisasi dengan baik dengan berlandaskan suatu sikap tolong menolong dalam kebajikan dan menciptakan suatu hubungan yang saling berhubungan antara kita sebagai Umat Manusia terhadap Alam Semesta dan Makhluk Hidup yang berada di sekitarnya.

Itulah makna yang dapat saya raih dari pengalaman saya setelah melakukan Pendakian Gunung selama ini. Mungkin semua orang mempunyai pendapat yang berbeda-beda untuk pengertian makna tersebut, namun pada intinya semua adalah sama.
Semoga kita menjadi seseorang yang dapat menghargai antar sesama makhluk hidup dan lingkungan alam sekitar.





by: @PendakiJakarta

Keselamatan di Gunung

Prioritaskan Keselamatan Saat Di Gunung
by: Pendaki Jakarta
 


Jangan meremehkan setiap peraturan/tata tertib yang ada di suatu daerah/tempat, walaupun itu kita anggap aneh dan tidak masuk akal.. Bermacam-macam gaya kita bisa lakukan di gunung, tapi cuma satu gaya yang sangatlah terpuji dan patut di contoh, yaitu "Membawa sampah turun kembali". Mendaki itu janganlah hanya sekedar mendaki, ambil dan pahamilah semua pelajaran yang kita dapat saat pendakian, dan terapkanlah dalam kehidupan kita sehari-hari..
Tidak ada seorangpun Pendaki Gunung Sejati yang rela mati konyol saat mendaki, yang hanya dikarenakan minimnya pengetahuan tentang pendakian. Seorang pendaki gunung pada dasarnya menghadapi dua jenis rintangan ketika melakukan kegiatannya. Rintangan yang pertama sifatnya ekstern, artinya rintangan itu datang dari obyek yang sedang dihadapi. Obyek itu adalah gunung, dan rintangan yang dihadapinya itu berupa cuaca atau medan berat. Dan bahaya yang ditimbulkannya disebut juga bahaya obyek (objective danger). Rintangan jenis kedua sifatnya intern, yaitu rintangan yang datangnya dari si pendaki gunung itu sendiri. Kalau si pendaki gunung itu tidak mempersiapkan diri dengan baik, maka rintangan itu akan datang dari dirinya sendiri. Bahaya yang timbul ini disebut juga dengan bahaya subyek ( subjective danger ). Pada hakekatnya bahaya dan tantangan tersebut adalah menguji kemampuan dirinya untuk bersekutu dengan alam yang pada umumnya orang menganggap bahwa mendaki gunung kalo sduah sampai puncaknya, maka itulah yang namanya "Keberhasilan".
Di Indonesia, bahaya obyek bagi pendaki gunung itu secara umum tidaklah terlalu besar. Karena keterjalan gunung - gunungnya relatif tidak seberapa terjal jika dibandingkan dengan keterjalan gunung-gunung yang ada di negara lain. Suhu udaranya pun tidak terlalu dingin, terutama dibandingkan dengan gunung - gunung di daerah subtropis. Cuacanya pun hanya dipengaruhi oleh dua musim, yaitu musim kering dan musim hujan. Kecelakaan di gunung selama ini kebanyakan disebabkan karena kesalahan yang dilakukan oleh si pendaki itu sendiri, karena masih banyak segi yang belum memadai untuk dirinya sendiri. Perlengkapan mendaki gunung adalah pokok pemikiran pertama bagi setiap pendaki gunung. Sebab, "Perlengkapan yang baik adalah salah satu usaha utk mengurangi bahaya di gunung, baik obyek maupun subyek, obyek maupun subyek". Gunung dengan segala aspeknya merupakan lingkungan yang asing bagi organ tubuh kita, lebih-lebih bagi mereka yang hidup di dataran rendah. 




Milikilah pengetahuan tentang ilmu pendakian sebelum memulai mendaki. Jika kita merasa kurang pengetahuan, Usahakan melakukan perjalanan dengan orang yang sudah pernah ke tempat tersebut/yang lebih berpengalaman. Sebelum kita memulai pendakian, alangkah baiknya kita mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang medan/gunung yang akan kita daki agar bisa menyiapkan sgala kebutuhan dan perlengkapan yang dibutuhkan saat pendakian. Dan perlu diingat, "Jangan menomor duakan keselamatan hanya karena sebuah ambisi utk menggapai puncak". Mendaki gunung itu adalah suatu kegiatan yang keras, penuh petualangan, membutuhkan keterampilan, kecerdasan, kekuatan, dan daya juang yang sangat tinggi dalam melakukannya. Puncak adalah tujuan, tapi bukanlah yang utama,, yang utama adalah prosesnya dalam menggapai puncak itu sendiri. Pada umumnya orang menganggap bahwa mendaki gunung kalo sudah sampai puncaknya, maka itulah yang namanya "Keberhasilan". "Keberhasilan yang sungguh-sungguh bernilai tinggi" adalah justru apa yang telah di dapat / di pelajari dalam proses pendakiannya, Dan kepuasan terbesar sesungguhnya bukanlah karena kita telah sampai dipuncak gunung, tetapi karena kita telah melalui tantangan yang terasa begitu berat. Gunung bukanlah untuk di taklukkan, Karena, bukanlah gunung ataupun lautan yang kita taklukan, Tapi hawa nafsulah yang harus kita taklukan.




Jangan paksakan untuk melanjutkan kegiatan jika kondisi badan sedang tidak sehat. Karena itu akan membuat keadaan kita semakin terpuruk. Lebih baik gagal daripada pulang tanpa nyawa. Satu kata dalam berkegiatan di alam terbuka adalah “Alam tak kenal kata kompromi”. Di saat lengah dan takut alam dapat membunuh seorang petualang/pendaki. Seseorang yang profesional sekalipun mempunyai resiko yang sama ketika ia menempatkan dirinya di alam bebas.

"Priority remains the safety of the climbing."





@PendakiJakarta -->> Twitter
Pendaki Jakarta    -->> Facebook
Pendaki Jakarta    -->> Instagram
Pendaki Jakarta    -->> Path