Rabu, 03 September 2014

Pendaki Harus Bisa Mandiri

PENDAKI SELALU BERUSAHA BERDIRI SENDIRI TANPA HARUS BELAS KASIH ORANG LAIN


Menaklukkan puncak gunung bukanlah tujuan utama dan bukan pula tujuan satu-satunya dari sebuah pendakian. Mendaki gunung itu bukan untuk menaklukkan alam/gunung, tetapi justru untuk menaklukkan diri sendiri. Dengan menghancurkan ego pribadi, seorang pendaki sejati bisa berdamai dan bersahabat dengan dirinya sendiri. Puncak yang paling tinggi dari pendakian itu adalah menaklukkan ego, kemanjaan, serta sifat individualis. Makna sebuah pendakian itu sendiri bukanlah hanya untuk mengejar sebuah puncak gunung yang sedang didaki. Pencapaian puncak tertinggi akan lebih bermakna jika sampai ke puncak bersama dengan rombongan walau dalam keadaan susah dan senang.
3 prinsip bagi para pendaki, yaitu;
1) Jangan mengambil sesuatu kecuali gambar
2) Jangan meninggalkan sesuatu kecuali jejak
3) Jangan membunuh sesuatu kecuali waktu.

3 hal itulah yang selalu tertanam di benak & sanubari sang pendaki sejati. Sehingga mereka menjadi pribadi yang santun & pengertian. Jika tidak, maka patutlah kita mengatakan bahwa ia bukanlah seorang pendaki, tapi ia hanyalah seorang "pecundang".

Jadilah Pendaki Sejati yang benar-benar menjunjung tinggi nilai-nilai Kode Etik dan Prinsip/Etika Pecinta Alam. Mendaki gunung itu adalah kebersamaan, persaudaraan, dan saling ketergantungan antar sesama. Para pendaki bukanlah orang-orang yang tak berguna.Tetapi mereka adalah jiwa2 yang tulus dan penuh rasa menghargai.
Dan tidaklah mudah untuk bisa menjadi salah satu dari mereka. Karena di butuhkan orang2 yg memiliki perasaan yg sama tentang alam semesta, yaitu cinta. Prinsip seorang pendaki adalah, bahwa ketika kita peduli dengan alam, berarti kita telah peduli dengan kehidupan. Dalam sikap yang peduli dengan kehidupan itu, maka kita pun bisa lebih peduli dengan saudara, tetangga, bahkan musuh kita sendiri.
Mendaki gunung adalah suatu kegiatan yang keras, penuh petualangan, membutuhkan keterampilan, kecerdasan, kekuatan, dan daya juang yg tinggi. Gunung dengan segala aspeknya merupakan lingkungan yang asing bagi organ tubuh kita, lebih-lebih bagi mereka yang hidup di dataran rendah. Itulah sebabnya mengapa kita memerlukan perlengkapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan di gunung. Bahaya dan tantangan yang seakan hendak mengungguli, merupakan daya tarik dari kegiatan ini.
Pada hakekatnya bahaya dan tantangan tersebut adalah menguji kemampuan dirinya untuk bersekutu dengan alam yang keras. Perlengkapan yang baik adalah salah satu usaha untuk mengurangi bahaya di gunung, baik obyek maupun subyek. Keberhasilan suatu pendakian yang sukar dan sulit brarti keunggulan terhadap rasa takut dan kmenangan thdp perjuangan mlawan dirinya sendiri.
Jangan remehkan peraturan-peraturan yang ada di suatu daerah / tempat, walaupun itu kita anggap tidaklah masuk akal.

Kalo akhir-akhir ini terlansir berita mengenai kecelakaan di gunung, dan kesalahan banyak dilakukan oleh si pendaki itu sendiri. Tidak ada seorangpun Pendaki Sejati yang rela mati konyol saat mendaki, yang hanya dikarenakan minimnya pngetahuan ttg pendakian.

Satu kata dalam berkegiatan di alam terbuka, yaitu :
“Alam Tak Kenal Kata Kompromi”.

Seseorang yang profesional sekalipun mempunyai resiko yang sama ketika ia menempatkan dirinya di alam bebas. Di saat lengah dan takut alam dapat membunuh seorang petualang/pendaki.
Utamakan keselamatan dan kebersihan di setiap pendakian.


@Pendaki Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar